Pendidikan

Design Thinking Jadi Senjata Andalan Samsung Siapkan Inovator Muda RI

Program Solve for Tomorrow kembali menunjukkan daya tariknya bagi generasi muda Indonesia. Tahun ini, kompetisi yang diadakan oleh Samsung Electronics Indonesia mencatat rekor pendaftaran dengan 2.603 peserta dari berbagai sekolah dan universitas.

Angka ini meningkat 8% dibanding tahun sebelumnya, menunjukkan minat tinggi terhadap pengembangan teknologi dan solusi kreatif. Sebanyak 647 tim berhasil lolos ke babak berikutnya, siap menunjukkan karya terbaik mereka.

Program ini sejalan dengan visi pemerintah menuju Indonesia Emas 2045. Kolaborasi dengan berbagai pihak membantu menyiapkan talenta digital masa depan. Solve for Tomorrow menjadi wadah tepat untuk mengasah keterampilan dan kreativitas.

Samsung Solve for Tomorrow 2025: Wadah Inovasi Generasi Muda

Tahun ini, antusiasme peserta Solve for Tomorrow mencapai rekor baru dengan lebih dari 2.600 pendaftar. Angka ini mencerminkan semangat generasi muda dalam menciptakan solusi berbasis teknologi untuk tantangan global.

Rekor Pendaftar dan Antusiasme Peserta

Sebanyak 647 tim berhasil lolos ke babak workshop setelah melalui seleksi ketat. Mereka berasal dari berbagai latar belakang pendidikan, termasuk mahasiswa dan pelajar SMA. Proses penyaringan menekankan orisinalitas ide dan dampak sosial.

Dua Tema Utama: Keberlanjutan Lingkungan dan Perubahan Sosial

Solve for Tomorrow 2025 mengusung dua tema kritis: 440 tim fokus pada solusi lingkungan, seperti pengolahan limbah organik. Sementara itu, 207 tim mengangkat isu perubahan sosial melalui integrasi olahraga dan teknologi.

“Tema ini dipilih untuk menjawab kebutuhan aktual sekaligus mendorong kolaborasi multidisiplin,” jelas Bagus Erlangga, Head of Corporate Marketing Samsung.

Bagus Erlangga

Workshop berlangsung 14 Juni-5 Juli 2025, dengan pembekalan materi UX Research Plan. Sebanyak 40 tim terbaik akan diumumkan pada 22 Juli 2025, siap melanjutkan ke tahap pengembangan prototipe.

Design Thinking: Pendekatan Andalan dalam Membentuk Solusi

A serene, minimalist office setting with a focus on the design thinking process. In the foreground, a wooden desk with a sketchpad, markers, and a cup of coffee, suggesting an active brainstorming session. In the middle ground, a whiteboard with colorful sticky notes, representing the ideation and iteration stages. The background features large windows, allowing natural light to fill the space, creating a warm and inspiring atmosphere. The overall composition conveys a sense of thoughtfulness, collaboration, and the pursuit of innovative solutions.

Pendekatan human-centered membantu memahami kebutuhan pengguna secara mendalam. Metode ini tidak hanya fokus pada teknologi, tetapi juga pada masalah nyata yang dihadapi masyarakat.

Lima Tahap Design Thinking Workshop

Tahap pertama adalah Empathize. Peserta melakukan wawancara langsung untuk menggali tantangan sehari-hari. Contextual inquiry juga digunakan untuk observasi lapangan.

Selanjutnya, Define melibatkan analisis data. Informasi dikelompokkan untuk menemukan pola dan prioritas masalah. Hasilnya menjadi dasar pengembangan solusi.

Pada Ideate, teknik brainstorming memicu kreativitas. Metode seperti Worst Possible Idea justru membantu menemukan sudut pandang baru. Dot voting digunakan untuk menyaring ide terbaik.

Empathize hingga Test: Proses Non-Linear yang Adaptif

Pembuatan prototipe bisa dimulai kapan saja. Mulai dari sketsa kertas hingga versi digital. Tujuannya adalah menguji ide dengan cepat dan murah.

Evaluasi dilakukan melalui usability test. Pengguna langsung mencoba prototipe dan memberikan umpan balik. Hasilnya menjadi bahan penyempurnaan iteratif.

“Proses ini seperti spiral: setiap putaran memperdalam pemahaman dan meningkatkan solusi,” jelas seorang mentor workshop.

Mentor Solve for Tomorrow

Fleksibilitas ini cocok dengan dinamika industri 4.0. Peserta belajar merespon perubahan dengan cepat tanpa takut gagal.

Kisah Sukses Peserta dan Peran Mentor

A group of diverse young individuals, each with a unique story of success, standing together in a well-lit, modern office setting. The foreground features three figures, their expressions conveying a sense of pride and determination. In the middle ground, a mentor figure stands beside them, hands gesturing animatedly as they engage in a thoughtful discussion. The background showcases a sleek, minimalist workspace with large windows, allowing natural light to flood the scene. The overall mood is one of collaboration, mentorship, and the triumph of hard work and perseverance.

Perjalanan peserta Solve for Tomorrow membuktikan bahwa ide sederhana bisa tumbuh menjadi solusi nyata. Dari 300 proposal, hanya 40 tim yang berhasil mencapai tahap semifinal setelah melalui proses seleksi ketat.

Testimoni Peserta: Dari Ide hingga Prototipe

Fariz Marsal Musyaffa dari Madrasah TechnoNatura Depok berbagi pengalaman tentang validasi produknya. “Awalnya hanya ide sketsa di kertas, tapi dengan bimbingan mentor, kami bisa membuat prototipe yang diuji langsung oleh pengguna,” ujarnya.

Neal Guarddin dari SMAN 8 Jakarta juga menghadapi tantangan desain. “Material dan teknis sempat jadi kendala, tapi sesi diskusi dengan tim membantu kami menemukan alternatif kreatif,” tambah Neal.

Peran Mentor dalam Menyambungkan Ide dengan Realitas

Teddy Utoyo, salah satu mentor, menekankan pentingnya menjembatani idealisme dan realitas. “Kami membantu peserta melihat celah antara konsep dan eksekusi, terutama dalam UX Research Plan,” jelasnya.

“Mentor tidak hanya memberi jawaban, tapi memandu kami berpikir kritis. Ini mengubah cara kami menyusun solusi,” kata salah satu peserta.

Tim Peserta Solve for Tomorrow

Kolaborasi lintas disiplin juga menjadi nilai tambah. Peserta dari bidang berbeda saling melengkapi, menciptakan solusi yang lebih holistik untuk masyarakat.

Kesimpulan: Langkah Nyata Menuju Indonesia Emas 2045

Solve for Tomorrow membuktikan komitmen nyata dalam membangun SDM unggul. Program ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 melalui penguatan ekosistem pendidikan dan teknologi.

Dukungan penuh dari pemerintah, termasuk Ir. Moch. Abduh, memperkuat kolaborasi triple helix. Akademisi, industri, dan pemerintah bersinergi menciptakan solusi berkelanjutan untuk masalah sosial-lingkungan.

Target 10 Global Ambassador menunjukkan dampak jangka panjang bagi daya saing dunia. Alumni program ini diharapkan menjadi pelopor inovasi di berbagai sektor.

Mari bersama wujudkan masa depan lebih baik melalui partisipasi aktif generasi muda. Setiap ide sederhana bisa tumbuh menjadi solusi berarti bagi negeri.

Related Articles

Back to top button